Deteksi Dini Kanker Payudara

Kanker payudara saat ini mempunyai insiden tertinggi di dunia berdasarkan data badan statistik WHO “GLOBOCAN”. Di Indonesia angka kejadian kanker payudara juga menempati peringkat tertinggi. Masalah besar di Indonesia berdasarkan data riset kesehatan Dasar terakhir melaporkan bahwa sebanyak 60%-70% pasien kanker payudara di Indonesia datang pada stadium lanjut. Hal ini berbanding terbalik dengan mayoritas negara maju dimana pasien kanker payudara lebih sering datang pada stadium awal.
Permasalahan yang dapat muncul dari stadium lanjut dibandingkan stadium awal adalah penurunan yang signifikan terhadap angka kesembuhan pasien, menurunnya survival / angka kesintasan pasien, terbatasnya pilihan terapi bila dibandingkan stadium awal, serta pembiayaan yang jauh semakin meningkat.
Penyebab tingginya pasien kanker payudara
Ada beberapa penyebab tingginya insiden pasien yang datang pada stadium lanjut atau dengan kata lain pasien datang pada kondisi yang sudah “terlambat” yaitu adanya ketakutan pasien untuk datang ke fasilitas Kesehatan, rendahnya kesadaran pasien akan pengenalan deteksi dini yang baik, adanya mitos-mitos di kalangan masyarakat yang seringkali lebih mempercayai pengobatan yang tidak berbasis bukti ilmu kedokteran serta tidak meratanya sebaran fasilitas kesehatan yang dapat memberikan pelayanan terkait kanker payudara.
Deteksi dini kanker payudara
Salah satu hal yang sangat penting terhadap upaya menurunkan datangnya pasien pada stadium yang sudah lanjut adalah deteksi dini. Deteksi dini merupakan bentuk kewaspadaan terhadap kanker payudara yang dengan kata lain adalah suatu bentuk penapisan / screening yaitu pemeriksaan yang dikerjakan terhadap individu yang tidak memiliki gejala. Deteksi dini dapat dikerjakan secara klinis ataupun secara radiologis (pemeriksaan pencitraan khusus / radiologi).
Secara klinis pemeriksaan yang kita kenal adalah Tindakan SADARI yang merupakan singkatan dari “periksa payudara sendiri” yang dikerjakan pada individu oleh dirinya sendiri terhadap payudaranya dimana yang paling baik dilakukan pada hari ke 10-14 setelah menstruasi hari pertama. Dengan hal tersebut diharapkan segala kemungkinan kelainan yang dilihat ataupun dirasakan dapat dikenali sedini mungkin untuk mencari pengobatan di fasilitas pelayanan kanker.
Pemeriksaan kedua sebagai bentuk deteksi dini adalah pemeriksaan foto radiologi mammografi. Pemeriksaan ini juga dikerjakan 10-14 hari setelah menstruasi hari pertama. Mammografi sangat dianjurkan setelah usia diatas 35 tahun oleh karena adanya perubahan densitas / kepadatan yang akan menggaggu pembacaan hasil mammografi pada wanita dibawah 35 tahun.

Sumber: everydayhealth.com
Gejala dini kanker payudara
Gejala-gejala yang perlu diwaspadai saat SADARI adalah:
- Nyeri pada area payudara
- Lekukan atau perubahan tekstur kulit pada payudara
- Benjolan pada payudara atau ketiak
- Puting susu terbalik atau mengeluarkan cairan
- Perubahan bentuk atau ukuran payudara
- Kemerahan atau pembengkakan pada payudara
Dengan adanya deteksi dini diharapkan keluhan terkait payudara dapat di tatalaksana dengan lebih cepat, sehingga dapat memberikan angka kesembuhan serta kualitas hidup yang jauh lebih baik pada pasien kanker payudara.
Oleh: dr. Dewangga Ario, Sp.B